Selamat Datang di Blog Dimas Purbo W.F.P Semoga anda senang

Fisika SMA Kelas X DAN XI


FISIKA
1. Seorang anak berjalan lurus satu meter ke barat, kemudian belok ke selatan sejauh 3 meter, dan belok lagi ke timur sejauh 5 meter, perpindahan yang dilakukan anak tersebut dari posisi awal .....

A. 18 meter arah barat daya
B. 14 meter arah selatan
C. 10 meter arah tenggara
D.   6 meter arah timur
E.   5 meter arah tenggar

Jawab :
Coba kalian perhatikan sketsa perjalanan yang ditempuh berikut ini :




Besarnya perpindahan dapat dihitung dengan mengukur panjang garis yang menghubungkan posisi awal dengan akhir gerak yang dilakukan ( garis merah pada gambar ). Jika kita buat garis bantu ( garis hijau pada gambar ) maka akan terlihat bentuk segitiga siku-siku dengan garis perpindahan sebagai sisi miringnya. Sehingga besarnya perpindahan dapat dihitung dengan rumus Phytagoras :




Jadi besarnya perpindahan adalah 5 m ke arah tenggara ( E )
2. Gambar di samping ini adalah pengukuran lebar balok dengan jangka sorong. Hasil pengukurannya adalah....

A. 3,29 cm
B. 3,19 cm
C. 3,14 cm
D. 3,09 cm
E. 3,00 cm


Jawab :
Jangka sorong terdiri dari dua skala yakni skala utama dan nonius :





Di depan angka nol (0) skala nonius terlihat skala utama menunjukkan 3,10 cm. Kemudian, garis antara skala utama dan nonius bersatu terlihat skala nonius menunjukkan angka 9 yang artinya 0,09 cm. Hasil pengukuran kedua skala digabung sehingga diperoleh tebal balok = 3,19 cm ( B ).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Biologi SMA Kelas X


KEANEKARAGAMAN HAYATI
KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut
serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain.
Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, Anda telah menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup.
Untuk lebih memahami uraian diatas, cobalah Anda kerjakan kegiatan praktikum berikut:
1. KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Soal-soal Stokiometri Post under Kimia, Latihan Soal, Materi SMA, Stokiometri



chemistry_beakers-thumb-450x337

Setelah kita mengenal rumus-rumus dalam stokiometri maka sekarang kita terapkan dalam beberapa contoh soal berikut. dengan contoh-contoh soal di bawah ini diharapkan menjadi lebih paham dengan stokiometri..... 

1. Besi (III) Oksida mengandung 28 g Fe berapa massanya?
Besi (III) oksoda à Fe3+ + 3O2- --> Fe2O3

Massa Fe  =  2 . Ar Fe   x g Fe2O3
                      Mr Fe2O3

28 g            =  2 . 56   x g Fe2O3
                         160

g Fe2O3       = 28 g x 160  = 40 g
                          2 . 56

2. Suatu cuplikan dengan kadar belerang 80% dapat menghasilkan 8 g SO3, berapa massa cuplikan?

Massa S   =  1 . Ar S   x   g SO3   =  1 . 32   x  8 g   =  3,2 g
                      Mr SO3                           80

S dalam senyawa di atas berasal dari suatu cuplikan (senyawa S yang masih tercampur dengan senyawa lain à belum murni) sebagai berikut :

% S      =        massa Sulfur      x 100%          
                    massa cuplikan

80 %    =        3,2      x 100%          
                        x     

x           =  3,2  x   100%    =   4 g
                               80%

3. CxHy mengandung 80% C maka rumus empirisnya? Jika Mr rumus molekulnya 30 maka rumus molekulnya?

Misal 100% CxHy   =  100 g CxHy

         X    :     Y         =  mol C   :  mol H     =   %  C   :   %  H
                                                                          Mr C      Mr H

                                 =  80 %   :   20 %  =  20/3  :  20  =  1  :  3
                                       12            1

Maka Rumus empiris  CxHy  =  CH3

(Mr rumus empiris) . n   =   Mr rumus molekul

15 . n   =  30   maka n  = 2 

Rumus molekul = (CH3) . 2  = C2H6


REAKSI REAKSI STOKIOMETRI

1. Kadar air (H2O) dalam kristal (Senyawa.n H2O)
Misal   :
38 gMgSO4.n H20 dihasilkan 20 g anhidrat (anhidrat = kristal yang kehilangan kadar airnya)

MgSO4.n H20   -->   MgSO4    +    n H2
           38 g                  20 g                     ......

Dengan menggunakan hukum kekekalan massa “massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi”
maka massa H2O  =  38 g  -  20 g  = 18 g

   mol H20            =    n
mol MgSO4               1

   18 / 18            =    n      maka n  =  1 :  1/6   =  6
  20 / 120                 1

Rumus senyawa kristal tersebut adalah  MgSO4.6 H20   

2. PbCO3.x Pb(OH)2 yang direaksikan dengan H2SO4 berlebih menghasilkan PbSO4, H2O dan CO2. Jika CO2 yang dihasilkan 0,5 mol per mol Pb SO4 maka nilai x =....?

PbCO3.x Pb(OH)2   +  (1 + x ) H2SO4     --> ...  PbSO4    +   H2O   +  CO2
      ..... mol                                                               1 mol                        0,5 mol

Pada reaksi di atas telah setara (jumlah Pb pada ruas kanan  =  ruas kiri)  berdasarkan
PbSO4  = 1 mol sesuai dengan keterangan soal yakni “CO2 yang dihasilkan 0,5 mol per mol Pb SO4” dan koefisiennya = 2 sesuai dengan pernyataan “perbandingan mol = perbandingan koefisien reaksi”
koefisien dari PbCO3.x Pb(OH)2 adalah 1 maka harga molnya = 0,5 mol

berdasarkan kesetaraan reaksi maka
“jumlah Pb sebelum reaksi = jumlah Pb setelah reaksi”

( 1 + x )  =  2  maka x = 1

3. Perbandingan dalam reaksi antar gas 
berlaku “perbandingan volume = perbandingan koefisien reaksi”
Misal   :
Jika 100 cm3 suatu oksida nitrogen terurai menjadi 100 cm3 dinitrogen trioksida dan 50 cm3 oksigen maka oksida nitrogen yang terurai tersebut adalah....?

                                NxOy     -->     N2O3      +      O2
                                100 cm3            100 cm3        50 cm3     maka perbandingan koefisien  =  2   :   2   :   1 menjadi :

2 NxOy     -->     2 N2O3      +      O2

N ruas kanan  =  N ruas kiri à  2 . x  =  2 . 2  maka x  =  2
O ruas kanan  =  O ruas kiri à  2 . y  =  2 . 3  + 1 . 2  maka y  =  4

Oksida nitrogen tersebut adalah  N2O4

4. Reaksi pembakaran hidrokarbon 
berlaku “perbandingan koefisien reaksi = perbandingan mol”

a. CxHy   +  O2  -->  CO2  +  H2O  , reaksi ini bila disetarakan menjadi :

    CxHy   +  (x + 1/4  y) O2  -->  x CO2  +  (1/2 y) H2O

    mol CxHy   :  mol O2  :  mol CO2  :  mol H2O  =   1   :  (x + 1/4  y)  :    x   :  (1/2 y)

b. CxHyOz   +  O2  -->  CO2  +  H2O  , reaksi ini bila disetarakan menjadi :

    CxHyOz   +  (x + 1/4  y – 1/2 z) O2  -->  x CO2  +  (1/2 y) H2

   mol CxHy   :  mol O2  :  mol CO2  :  mol H2O  =   1   :  (x + 1/4  y – 1/2 z)   :    x   :  (1/2 y)

dengan menghitung jumlah mol tiap-tiap senyawa maka harga x, y atau z dapat dicari.

5. Reaksi Logam   
berlaku :  “Logam  +  Asam  -->  Garam  +  H2
60 g logam A bervalensi 2 direaksikan dengan asam klorida dihasilkan 56 l gas hidrogen (STP), maka Mr A ....?

      A2+   +   2 HCl   -->   ACl2    +     H2
       1      :            2          :       1      :       1 

mol H2    =   1
mol A2+        1

56/22,4    =   1  maka mol A2+   =   2,5 mol  dan
mol A2+          1

Ar A  =  massa A    =    60/2,5  =  24
                mol A


6. Reaksi Penetralan 
berlaku  :  “Asam  +  Basa  -->  Garam  +  H2O”
5,8 g Mg(OH)2 dapat dinetralkan dengan HCl sebanyak.....?

Mg(OH)2   +   2 HCl    -->    MgCl2     +    H2O

mol Mg(OH)2    =   1/2
   mol HCl

5,8 / 58    =   ½   maka mol HCl  =  0,2 mol
mol HCl

massa HCl   =  mol  x  Mr HCl  =  0,2  x  36,5  =  7,3 g
  
7. Reaksi Pembatas
Hal ini terjadi ketika kita mereaksikan dua senyawa atau lebih dan massa/mol zat yang direaksikan sudah diketahui namun tidak sesuai dengan perbandingan angka koefisiennya.
Berbeda dengan soal reaksi dua senyawa atau lebih yang hanya diketahui massa/mol zat salah satunya saja dan yang lain sudah dibuat berlebih, berarti zat yang diketahui mol/massanya tersebut adalah reaksi pembatasnya dan langsung dapat dibuat perbandingan reaksi seperti contoh soal-soal sebelumnya.
Reaksi pembatas = mol / koefisien yang hasilnya paling kecil

Misal  :
28 g besi (Ar Fe = 56) direaksikan dengan 19,2 belerang (Ar S = 32) menghasilkan Fe2S3 maka zat yang tersisa....?






A. KONSEP MOL
1. Mol  =        gram
                 Ar atau Mr
2. Mol =    jumlah partikel
                      6,02 x 1023
    Jumlah partikel = molekul/ion/atom
3. Mol =       volume
                      22,4 L     (dalam keadaan STP)
    bila tidak dalam keadaan STP (00C,1 atm) 
                 Mol 1   =   volume 1
                 Mol 2        volume 2
4. Mol =    M x V
    M     =     Mol
                     V
    M     =   konsentrasi (M)
    V     =   volume (L)
Langkah-langkah perhitungan :
Untuk menghubungkan rumus yang satu dengan rumus yang lainnya selalu dirubah dalam bentuk MOL

B. RUMUS KIMIA
1. Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom yang menyusun suatu senyawa
Langkah-langkah perhitungan :
Perbandingan atom-atom penyusunnya sama dengan perbandingan massa  (gr) atau persen massa yang dibagi dengan Ar nya masing-masing
2. Rumus Molekul
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom sebenarnya yang menyusun suatu senyawa
(Mr rumus empiris) x  = Mr rumus molekul
X = kelipatan

C. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (PROUST)
Hukum perbandingan tetap dalam AxBy :
massa A      =   x.Ar A
massa B            y.Ar B
  massa     =     x.Ar A
massa AxBy        Mr AxBy
%A  =        x.Ar A    x  100%
                 Mr AxBy
%A  =         massa    x  100%
                massa AxBy

D. PERSAMAAN REAKSI
Koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol zat-zat dalam reaksi
Jika mol-mol zat yang direaksikan tidak sebanding, mol zat yang digunakan adalah mol yang jika dibagi dengan koefisiennya hasilnya paling kecil

Reaksi pembakaran senyawa organik  :
CxHy + (x + ¼ y) O2  -->  x CO2 + ½ y H2O
mol O2 : mol CO2 : mol H2O = (x + ¼ y) : x : ½ y

Pemanasan seny. hidrat(mengandung air)
Senyawa.xH2O  -->  Senyawa  +  xH2O
X  =        mol H2O
          mol Senyawa

E. HUKUM GAS
RUMUS :       PV   =   nRT
P  =  tekanan (atm)
V  =  volume (L)
n  =   mol zat
R  =  0,0082
T  =  suhu (0K),  x0C  =  (x + 273)0K

Koefisien reaksi = perbandingan volume

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS